Sayyidina Ali Bin Abi Thalib a.s Berbicara tentang Pertemanan dan Persahabat.
Sayyidina Ali Bin Abi Thalib a.s Berbicara tentang ‘Pertemanan’ dan Sahabat.بسم الله الرحمن الرحيم
اللّهم صلى عل محمّد و ال محمّ
Hadis-hadis dibawah ini sengaja saya kumpulkan mengingat sangat perlunya untuk bekal kita didalam kehidupan ini, Mutiara-mutiara kalam ini bak Lentera yang menerangi jalan didalam gua yang amat gelap gulita, beruntunglah manusia-manusia yang bisa mengambil manfaatnya karena dia pasti tak akan terjatuh didalam kegelapan, amiin…
semoga ada manfaatnya…afwan..
Seorang yang benar-benar kawan karib ialah yang menjaga kepentinganmu dikala engkau sedang berada jauh darinya.
Perlakukan kawanmu seperti perlakuanmu terhadap kerabatmu.
Seseorang tak patut disebut sebagai teman bila ia tak menjaga hak kawannya dalam tiga keadaan, ketika ia ditimpa bencana, ketika sedang bepergian jauh dan ketika ia meninggal dunia.
Bertanyalah tentang kawan seperjalananmu sebelum bertanya tentang jalan yang akan kau lalui. Bertanyalah tentang calon tetanggamu sebelum bertanya tentang rumah yang akan kau diami.
Barang siapa yang bertindak keterlaluan pasti akan menyimpang dari kebenaran.
Orang yang membuatmu berhati-hati sama seperti yang membawakan berita baik untukmu.
Janganlah engkau merasa senang dengan banyaknya teman, selama mereka bukan orang yang baik-baik. Sebab, kedudukan teman seperti api, sedikitnya adalah kenikmatan, sedangkan banyaknya adalah kebinasaam
Sebaik-baik teman, jika engkau tidak membutuhkannya, dia akan bertambah dalam kecintaannya kepadamu, dan jika engkau membutuhkannya, dia tidak akan berkurang sedikitpun kecintaannya kepadamu
Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya. Ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya. Keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan kejahatan. Dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya akan kehormatan dirinya.
Imam Ali bin Abi thalib a.s berkata : “ Diwaktu lalu aku mempunyai saudara seiman yang bermartabat dalam pandanganku karena dunia rendah dimatanya; kebutuhan perut tidak menguasainya; ia tidak merindukan apa yang tidak diperolehnya; apabila ia mendapatkan sesuatu, ia tidak meminta lebih; dalam kebanyakan waktunya ia diam; apabila ia bicara, ia mendiamkan pembicara yang lain, ia memuaskan dahaga orang yang bertanya; ia lemah lembut tetapi disaat bertempur ia seperti singa rimba atau ular lembah; ia tidak akan megajukan argument selain argument yang menentukan. Ia tidak mencerca siapapun dalam hal yang dapat dimaafkan; ia tak akan berbicara tentang suatu kesusahan kecuali setelah hilangnya kesusahan itu; ia mengatakan apa yang dilakukannya; sekalipun ia dapat diatasi dalam berbicara, ia tak dapat diatasi dalam diamnya; ia lebih bergairah dalam berdiam diri dari pada berbicara; apabila dua hal menghadapinya, ia akan melihat apa yang lebih akrab pada hawa nafsu hati lalu ia akan melawannya. Sifat-sifat ini wajib ada pada anda sekalian. Maka anda harus mendapatkannya dan berlomba-lomba didalamnya. Sekalipun anda tak dapat memperolehnya, hendaklah anda tahu bahwa mendapatkan sebagian darinya lebih baik dari pada tidak sama sekali. “
Bersahabatlah dengan orang-orang yang selalu berbuat baik, niscaya kau menjadi salah seorang dari mereka. Jauhilah orang-orang yang berbuat jahat, niscaya kau terhindar dari akibat kejahatan mereka.
Tak ada gunanya seorang penolong yang selalu menghina atau teman yang selalu berburuk sangka.
Jangan membuat kecewa orang yang telah berbaik sangka terhadapmu, dan jangan melanggar hak saudarmu semata-mata disebabkan kau begitu yakin akan kuatnya hubungan dengannya. Seseorang yang selalu kaulanggar haknya tidak akan rela menjadi saudaramu.
Nilai seseorang sesuai dengan sesuatu yang pandai dikerjakannya.
Paksakanlah dirimu agar tetap menanam kebaikan kepada saudaramu disaat ia memutuskan hubungan denganmu. Berusahalah agar tetap bersikap lunak serta mendekatinya disaat ia berpaling darimu. Bersikaplah dermawan kepadanya disaat ia menunjukkan kebakhilannya terhadapmu. Hampirilah ia disaaat ia menjauhimu. Hadapilah ia dengan lemah lembut disaaat ia memamerkan kekerasan hatinya. Berilah pemaafan untuknya disaat ia melakukan kesalahan terhadapmu, seolah-olah engkau adalah sahayanya dan dialah yang melimpahkan nikmatnya kepadamu. TETAPI JANGAN MELETAKKAN HAL ITU SEMUA BUKAN PADA TEMPATNYA, ATAU MELAKUKANNYA UNTUK ORANG YANG TIDAK PATUT MENERIMANYA.
Wahai anakku, jangan sekali-kali memilih seorang bodoh sebagai kawan karibmu, sebab ia hanya akan mendatangkan kesulitan bagimu sementara ia justru ingn menolongmu. Jangan kau jadikan seorang bakhil sebagi temanmu, sebab ia akan menjauhkan diri darimu justru pada saat engkau sangat membutuhkannya. Jangan berkawan dengan orang yg berbudi rendah, sebab ia akan ‘menjualmu’ dengan semurah harga. Dan jangan berteman dengan seorang pendusta, sebab ia sama saja dngan fatamorgana, mendekatkan bagimu yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Jangan menjadikan musuh saudaramu sebagai kawanmu sehingga dengan begitu engkau telah memusuhi saudarmu sendiri.
Nasehatilah saudarmu dengan setulus-tulkus nasehat, baik dengan sesuatu yang menyenangkan ataupun yang tidak.
Lunakkan sikapmu terhadap saudarmu yang bersikap kasar. Yang demikian itu pasti akan memperlunak sikapnya terhadapmu.
Bila kau berniat memutuskan hubungan dengan seorang kawan, tinggalkan kepadanya kenangan manis dirimu yang kelak akan membuka jalan kembali kepadamu disuatu saat, jika sewaktu-waktu ia ingin menjalin lagi hubungan denganmu.
Jangan sekali-kali menyebabkan keluargamu paling menderita karenamu.
Jangan menginginkan persahabatan orang yang tak menginginkannya darimu.
Jadikanlah kebaikanmu bagi saudaramu lebih kuat dari sikap permusuhannya padamu. Jangan pula menyebabkan buruk lakunya menjadi lebih kuat daripada kebajikan yang kautunjukkan kepadanya.
Jangan terlalu merisaukan kezaliman orang yang melakukannya terhadapmu. Sebab ia telah mendatangkan kerugian bagi dirinya sendiri dan keuntungan bagimu. Maka tidaklah selayaknya engkau membalas orang yang menggembirakanmu dengan menyusahkannya.
Adakalanya seorang yang dekat kekerabatannya namun lebih jauh dari yang jauh. Dan ada pula yang jauh kekerabatannya namun lebih dekat dari yang dekat.
Orang yang paling terasing ialah yang tidak mempunyai kawan karib yang amat dikasihi dan mengasihinya.
Orang yang sama sekali tak mau memperhatikan kepenntinganmu sama saja dengan seorang musuh.
Jangan mengucapkan kata-kata yang menertawakan pribadi seseorang walaupun engkau hanya menirukan sesuatu yang dikatakan oleh orang lain.
Bergaulah dengan cara yang mengundang ratap-tangis orang bila kau meninggal dunia, dan tariklah simpati mereka selama engkau hidup bersama mereka.
Sebodoh-bodoh manusia ialah yang tidak mampu beroleh kawan-kawan untuk dirinya, namun yang lebih bodoh lagi ialah yang menyebabkan perginya mereka yang telah diperolehnya.
Bahagialah siapa yang rendah hatinya , halal penghasilannya, bersih jiwanya, dan mulia akhlaknya. Orang seperti itu akan menafkahkan kelebihan hartanya sementara menahan kelebihan ucapannya, menjauhkan kejahatan dirinya dari orang lain, mengikuti sunnah dan tidak termasuk dalam kelompok pembuat Bid’ah.
Jika engkau ingin mengetahui watak seseorang, maka ajaklah dia bertukar pikiran dengan mu. Sebab, dengan bertukar pikiran itu, engkau akan mengetahui kadar keadilan dan ketidakadilannya, kebaikan dan keburukannya
Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal
Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi; (pertama) tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang. (kedua) tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah. (ketiga) tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh
Janganlah engkau merendahkan seseorang karena kejelekan rupanya dan pakaiannya yang usang, karena sesungguhnya Allah ta’ala hanya memandang apa yang ada dalam hati dan membalas segala perbuatan
Janganlah engkau teregesa-gesa mencela seseorang karena dosanya. Sebab barangkali dosanya telah diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab, barangkali engkau akan diazab karena dosa kecilmu itu
Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara
Sebaik-baik teman, jika engkau tidak membutuhkannya, dia akan bertambah dalam kecintaannya kepadamu, dan jika engkau membutuhkannya, dia tidak akan berkurang sedikitpun kecintaannya kepadamu
Siapa yang memandang dirinya buruk maka dia adalah orang yang baik. Dan siapa yang memandang dirinya baik, dia adalah orang yang buruk.
Barang siapa hanya melihat pendapatnya sendiri, hawa nafsunya nampak enteng baginya.
Berpalingnya anda dari orang yg cendrung kepada anda adalah suatu kerugian atas bagian dr keuntungan anda, sementara kecendrungan anda kepada orang yang berpaling dari anda adalah penghinaan atas diri anda sendiri .
Cacat yang paling buruk ialah memandang cacat(pada orng lain) padahal cacat itu ada pada dirinya sendiri “
Martabat wajah anda utuh tetapi meminta-minta neleburkannya; oleh karena itu lihatlah dengan hati-hati dihadapan siapa anda meleburkannya “
Cintailah sahabatmu sampai kesuatu batas, krn mungkin ia akan berbalik menjadi musuhmu suatu hari kelak. Dan bencilah musuhmu hingga ke suatu batas krn mungkin kelak ia berbalik menjadi sahabatmu”
Iri hati seorang sahabat berarti cacat dalam cintanya “
Putuskanlah kejahatan dari hati orang lain dengan menyentakkannya dari hatimu sendiri.
Kebajikan adalah apa yang dirimu merasa tenang padanya dan hatimu merasa tentram karenanya. Sedangkan dosa adalah yang jiwamu merasa resah karenanya dan hatimu menjadi bimbang
Jika perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan jika ia keluar dari lidah, maka ia tidak akan mencapai telinga
Jauhilah olehmu posisi mengemukakan alasan. Sebab, ada kalanya alasan justru menetapkan kesalahan terhadap orang yang berdalih itu, meskipun dia bersih dari dosa itu.
Barangsiapa yang telah kehilangan keutamaan kejujuran dalam pembicaraannya, maka dia telah kehilangan akhlaknya yang termulia
Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara
Tiada ketaatan kepada seorang makhluk dapat dibenarkan jika hal itu berupa perbuatan maksiat(pembangkangan) terhadap Al-Khaliq.
Cabutlah kejahatan dari dalam hati saudaramu dengan mencabutnya dari dalam hatimu sendiri.
Cintailah orang yang kaucintai sekeadarnya saja; siapa tahu-pada suatu hari kelak-ia akan berbalik menjadi orang yg kau benci. Dan bencilah orang yang kaubenci sekadarnya saja; siapa tahu- pada suatu hari kelak- ia akan menjadi orang yang kau cintai.
Teman-temanmu ada tiga dan musuh-musuhmu juga ada tiga. Adapaun teman-temanmu ialah temanmu sendiri, teman dari temanmu dan musuh dari musuhmu. Sedangkan musuh-musuhmu ialah musuhmu sendiri, musuh temanmu dan teman musuhmu.
Air mukamu beku, takkan menetes kecuali pada saat engkau meminta sesuatu dari orang lain. Oleh karena itu, lihatlah baik-baik, dihadapan siapa engkau meneteskannya.
Memuji seseorang lebih daripada yang ia berhak menerimanya, sama saja dengan ‘menjilatnya’. Tetapi, melalaikan pujian bagi yang berhak menerimanya, menunjukkan kebodohan atau kedengkian.
Masih banyak lagi Hadis2 mengenai Bab ini, karena keterbatasan tidak bisa ditampilkan disini, dan untuk memperoleh kata-kata Hikmah diatas silahkan membaca Buku Nahjul Balaghah.
0 komentar:
Post a Comment