Saturday, 19 September 2015

Yang Diemban Anak Sulung Laki - Laki

ANAK SULUNG Alias anak pertama yang dilahirkan seorang ibu, yang dalam postingan saya kali ini diposisikan sebagai seorang kakak tertua bagi adik (atau adik-adik)nya. Sebenarnya perihal keberadaan, posisi dan peran anak sulung ini sudah mengusik pikiran saya sejak lama. Mungkin karena anak sulung begini: 1) DITUNTUT UNTUK DEWASA Anak sulung sebagai kakak harus bisa menjadi pembimbing dan memahami adik-adiknya. Tak peduli berapapun usia seorang anak saat kali pertama jadi seorang kakak, ia harus mengerti tentang batasan pantas atau tidak pantas, boleh apa tidak yang dilakukan seorang kakak. Maka jangan heran bila ada anak kecil usia TK berani ke sekolah sendirian. Hampir bisa dipastikan ia punya adik (dalam beberapa kasus yang saya temui biasanya adiknya lebih dari satu). 2) TERBIASA MENGALAH Karena anak sulung telah dibentuk sedemikian rupa untuk jadi dewasa oleh lingkungannya. Maka ia sering mengabaikan kepentingannya sendiri. Mulai dari kecil dibiasakan mengutamakan adik karena lebih muda dan lebih butuh perhatian, sampai besar pun kadang masih melekat. Tak jarang anak sulung rela bekerja di 3 tempat demi membantu orang tua membiayai sekolah adik-adiknya. Malah pada tahap yang lebih rumit lagi, ia akan baik-baik saja saat adiknya lebih dahulu menemukan pasangan hidup. 3) PENGGANTI ORANG TUA Selagi orang tua masih lengkap saja 'tanggung jawab dan beban mental' si anak sulung sudah demikian beratnya. Apalagi ketika orang tua telah tiada. Otomatis kewajiban dan tanggung jawab mengurus adik-adik akan berpindah ke tangannya. Ini berlaku untuk kakak tertua laki-laki maupun perempuan. Tapi yang lebih ditekankan biasanya bagi anak sulung laki-laki. Sampai-sampai almarhumah mertua saya punya anggapan khusus untuk kakak tertua: "Dangsanak tuha ni kita harus hurmat, sama lawan kuitan, pangganti kuitan." (arti: saudara tertua harus dihormati, sama seperti orang tua, pengganti orang tua.) 4) CONTOH HIDUP Sifat dan sikap si anak sulung juga selalu dituntut untuk menampilkan 'hal-hal baik' bagi adik-adiknya. Karena ia menjadi semacam trend setter bagi tingkah pembeo atau pembebek si adik yang selalu meniru kakaknya. Seperti anak bungsu saya yang senang sekali loncat-loncat dan kencing berdiri, jika ditanya atau ditegur dia pasti bilang "aya a'a" (arti: kaya kaka/seperti kakak). 5) PENYAYANG YANG TEGAS Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, anak sulung bisa jadi selembut dan sebaik ibu. Atau kadang malah jadi sekeras ayah. Ia tak segan menjemput adiknya di rumah temannya karena sudah terlalu malam. Atau menegur (bahkan sampai berkelahi) dengan pria 'anak kemarin sore' yang nekat mendekati adiknya. Nah, sahabat! Beruntunglah ia yang punya kakak seperti ini. Menjadi semacam 'perpanjangan tangan' bagi para orang tua.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Ali Hasyim Rasidin